Jumat, 16 Maret 2012
shuffel dance
Shuffle Dance, Pemainnya Keringetan, Penontonnya Histeris
Tarian dari tiga dekade lalu ini, kini jadi gaya hidup baru. Ramai-ramai dimainkan di ruang publik, street dance ini menawarkan tantangan buat pelakunya, dan tontonan seru buat penontonnya.
Rooftop Pamulang Square, Tangerang, Banten, akhir pekan lalu dipenuhi penonton. Ternyata ada shuffle meet up yang diselengarakan oleh Indo Rockers (IR), kumpulan anak-anak penyuka shuffle yang kerap menggelar acara-acara shuffle.
Shuffle, adalah gaya tari, yang trennya diawali pada akhir dekade 1980-an, berasal dari Melbourne Underground Scene, Australia. Sekilas mirip tari jazz. “Pada 2004 shuffle dance kembali marak di Australia, sampai pada 2006 sampai di Indonesia. Itupun baru sedikit sekali. Akhir 2009 mulai ramai, dan sekarang malah rame banget,” kata Jason, anggota Rave Army Crew sekaligus penggagas IR.
Gerakan dasar shuffle adalah tumit dan kaki yang bergerak cepat sehingga terlihat seakan menempel ke lantai. Mereka yang suka pergi ke klub pasti tahu tarian ini. “Karena memang shuffle termasuk kedalam rave dance,” kata Jason menjelaskan.
Kini, Shuffle Dance tidak lagi hanya untuk mereka yang clubbing. Anak-anak muda yang bahkan belum pernah mengunjungi klub pun bisa asyik main shuffle dance!
“Awalnya lihat di tempat clubbing, terus cari tahu,” kata Rama, penyuka shuffle yang biasa latihan di kawasan Bintaro sektor sembilan. Karena lazimnya dilakukan ditempat terbuka, seperti lapangan, sekolah, taman, shuffle juga digolongkan sebagai street dance.
Namun, anak-anak yang hobi shuffle punya pendapatnya sendiri-sendiri. Jason menganggap tarian ini tempatnya di rave party. Sehingga, menarikan shuffle di tempat umum kurang bagus. Padahal, kini banyak muncul shuffle competition yang menurut Jason kurang pas. Shuffle bukan tarian yang pas buat diadu seperti break dance walaupun efek sporty nya sudah terjamin. Konon, lima menit shuffle dance sama dengan 30 menit treadmil!
“Break dance memang dibuat untuk nampang, sampai gerakannya pun menunjukan itu. Untuk menunjukan mana yang hebat. Tapi kalau shuffle sebenarnya lebih ke ekspresiin diri, enjoy musik, sampai orang bisa bilang kalau kita asyik,”kata mahasiswa Bina Nusantara ini.
Masih menurut Jason, kadang ada beberapa crew yang suka ribut gara-gara
gayanya ditiru atau battle tarian itu. “Sedangkan gue sendiri, sama teman-teman di IR, pengennya menyatukan para crew shuffle,” kata Jason.
Positif
Tarian ini, kini jadi lifestyle baru. Salah satunya akibat ajang-ajang shuffle meet up. Para komunitas bertemu, bertukar gerakan dan info-info terkini soal aktivitas mereka.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar